Hari anak nasional tahun 2020, pada tanggal 23 Juli 2020, diperingati pada masa pandemi Virus Covid19, mengangkat tema " Anak terlindungi, Indonesia maju". Tema ini disesuaikan dengan wabah virus yang sedang terjadi di mana sekitar 79 juta anak Indonesia membutuhkan perlindungan khusus.
Warga Binaan Pemasyarakatan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Sleman, dengan penghuni bergender Laki2, sebagian diantaranya merupakan figur seorang ayah yang terhukum. Mengetahui bahwa hari ini merupakan hari anak nasional, memori manis mereka dengan detak jantung mereka, terkuak lewat penelusuran tim humas Lapas Sleman.
Sebut saja si Kumis, merasa sangat merindukan hari-hari saat menemani anaknya bermain dan belajar. "Habis bermain, biasanya tole tidak mau di mandiin ibuknya, minta sama saya. Saya kan lebih telaten dibanding ibuknya", kenang si Kumis. Tampak kerinduan membuncah dari sudut matanya.
Lain halnya dengan si Kumis, sebut saja si Ndol, tampak berkaca-kaca saat menceritakan bagaimana buah hatinya saat usia 1,5 tahun meloncat-loncat gembira ketika diajak oleh ibunya untuk menjenguk ayah mereka. "Dipikirnya menjemput ayah pulang bekerja, ceria sekali wajahnya, lompat sana sini", cerita si Ndol tertahan ditenggorokannya menahan kerinduan sejati untuk buah hati. "Sekarang usianya sudah 3 tahun, saya selalu berdoa agar saya pantas mendapatkan cinta dan kasih sayangnya dengan keadaan saya yang terhukum ini", ucap si Ndol dengan penuh sesal.
Seluruh kerinduan tertumpah, hanya untuk buah hati mereka, detak jantung mereka, anak-anak mereka. 1 hal yang sama-sama mereka sadari, bahwa hutang pengasuhan akan selamanya menghantui hidup mereka sebagai seorang ayah. Mereka mengikat janji dengan Sang Pemilik kehidupan, untuk tidak akan meninggalkan anak-anak mereka lagi selepas "belajar" di Lapas Sleman.
"Selamat hari anak nasional, anakku, tumbuhlah bahagia, sejati dalam kebaikan, ayah selalu berjuang menjadi pribadi yang pantas kau banggakan, maafkan ayah, doakan ayah", tutup si Ndol.