Senin (12/10), Kampung asimilasi Lapas Sleman mulai merintis budidaya Maggot. Maggot adalah larva/ulat yang dihasilkan dari serangga yang bernama black soldier fly (BSF). Dengan makanan serba organik seperti sayuran/buah-buahan, limbah rumah tangga, dan sejenisnya, protein pada maggot menjadi sumber protein yang baik dan berkualitas tinggi. Di era sekarang, maggot menjadi pakan alternatif untuk budidaya ikan dan sebagian juga sebagai pakan (makanan) bagi ternak.
Budidaya maggot ini telah program terbaru pada Kampung Asimilasi Pertanian Lapas Sleman. Diharapkan dengan budidaya maggot ini, mampu menciptakan program unggulan khususnya dalam pengolahan dan pemanfaatan sampah organik menjadi produk yang bermanfaat dan bernilai jual.
Disela kunjungan ke tempat budidaya maggot, Kalapas Sleman, Kusnan dengan didampingi Kasie Adm. Kamtib, Kasie Binadik dan Giatja serta Kasubsie Giatja, sangat mengapresiasi atas inovasi cerdas ini. Apalagi, ekonomi di era global sekarang, sangat ketat persaingan ditambah dengan kondisi pandemi yang belum juga berakhir Kalapas yakin, dengan ketekunan dan manajemen yang baik, budidaya maggot ini bisa menjadi peluang usaha yang menjanjikan untuk WBP sekembali dari lapas nanti. Beliau memberi pesan para WBP untuk terus belajar dan menekuninya. Serta untuk petugas pembina mampu membuat pasar maggot yang tepat tentunya.
“Satu kotak dapat menghasilkan 15 kilogram Maggot, dan sejauh ini hasil panen telah mampu dijual di pasaran luar dan menghasilkan produksi kurang lebih hampir 100 kilogram. Dan telah disiapkan 30 gram telur untuk pembenihan selanjutnya.